Senin, 16 April 2012

Tenun Ikat Sumba Diusulkan Jadi Warisan Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana mengusulkan tenun ikat Sumba sebagai warisan budaya tak benda ke Unesco pada 2013 mendatang.

 

Hal itu dikatakan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, Senin (16/4/2012), di gedung Kemendikbud, Jakarta.

Wiendu menjelaskan, dipilihnya tenun ikat Sumba untuk diusulkan kepada Unesco karena tenun ini dianggap mewakili tradisi pertenunan Indonesia.

Selain itu, tenun ikat Sumba juga memiliki keunikan dan kekhasan pada proses pembuatan yang memakan waktu lama sebab mengandung nilai-nilai spiritual yang tinggi, dan pewarnaan yang menggunakan bahan alami.

"Itulah beberapa alasan mengapa kami pilih tenun ini untuk diusulkan menjadi warisan budaya tak benda kepada Unesco," kata Wiendu.

Pertimbangan lain dari pengusulan ini, kata Wiendu, adalah masih besarnya peluang Unesco untuk menerima.

Melalui pengusulan ini, diharap juga dapat mencegah kepunahan tenun ikat Sumba, sekaligus bermanfaat melindungi, melestarikan, mengembangkan, serta mampu memberikan manfaat dari segi pendapatan bagi masyarakat setempat.

Sebagai informasi, tenun dikembangkan oleh suku bangsa di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sebagian besar wilayah Indonesia lainnya.

Tenun menjadi bagian penting bagi masyarakat NTT karena secara umum dapat berfungsi sebagai pelengkap busana sehari-hari, pada pesta dan ritual adat, mas kawin, sampai benda untuk diberikan kepada tamu kehormatan, maupun dalam acara kematian.

Di luar itu, tenun juga merupakan kegiatan rumah tangga yang bersifat tradisi (turun menurun), kemasyarakatan, dan ekonomi.

Seni tenun dilestarikan di setiap klan pada setiap suku bangsa di NTT.

Sebagian besar penenun adah wanita di setiap keluarga inti, namun bisa juga laki-laki apabila dalam keluarga inti itu tidak memiliki anak perempuan.

Dalam mekanisme transmisi pengetahuan menenun, peran utama dipegang oleh wanita, yakni nenek atau ibu di keluarga inti setiap klan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar