Selasa, 03 April 2012

ZAT ADIKTIF

PENGERTIAN DAN PEGGOLONGAN ZAT ADIKTIF
Pengertian zat adiktif
Zat adiktif adalah zat yang dapat mengakibatkan adiksi (kecanduan) pada penggunanya. Contoh
zat adiktif antara lain alkohol, nikotin (rokok), ganja, opium, sabu-sabu, putau, dan morfin.
Kecanduan (adiksi) merupakan suatu keadaan fisik maupun psikologis
(kejiwaan) seseorang yang mengakibatkan badan dan jiwanya selalu memerlukan obat tersebut untuk dapat berfugsi normal. Misalnya, orang yang kecanduan rokok menjadi tergantung pada rokok. Tanpa rokok, ia merasa seolah-olah badan dan jiwanya menjadi tidak berfungsi normal. Seorang perokok berat sering mengatakan bahwa lebih baik baginya tidak makan dari pada tidak merokok.
Istilah lain dari adiksi adalah ketergantungan. Ketergantungan dapat berupa ketergantungan fisik atau ketergantungan psikologis. Ketergantungan fisikdi tunjukkan oleh dua faktor, yaitu toleransi dan pemantangan atau gejala putus zat (abstinensi). Toleransi dalam hal ini adalah menurunnya khasiat obat setelah pemakaian yang berulang-ulang. Apabila seseorang telah mengalami toleransi terhadap suatu jenis obat, maka jumlah (dosis) obat yng dibutuhkan semakain lama semakin besar untuk memberi khasiat atau efek yang sana. Lama kelamaan, dosis ini dapat mencapai batas berbahaya bagi kesehatan, sehingga dapat menyebabkan kematian. Apabila suatu saat seorang pecandu ingin menghentikan pemakaiannya, ia akan mengalami putus zat (wittdrawal syndrom atau sakau) atau pmantangan. Gejala putus zat adalah suatu keadaan yang sangat menyiksa, baik secara fisik maupun secara psikologis,sehingga dapat mengakibatkan seorang pecandu berbuat nekat (bunuh diri). Pemantangan ini menunjukkn bahwa obat tersebut  telah mempunyai peranan dalam fungsi tubuh orang itu. Jadi, seolah-olah tubuhnya tidak bisa lepas dari obat tersebut. Ketergantungan psikologis adalah suatu keinginan atau dorongan yang tidak tertahan ( kompulsif) untuk memakai obat. Istilah ketagihan lebih tepat dalam hal ini.
Zat adiktif biasanya digunakan dalam bidang kedokteran (sebagai obat) dan ilmu pengetahuan (untuk penelitian) . penggunaan obat yang mengandung zat adiktif harus mengikuti petunjuk dokter atau praktik kedokteran disebut penyalahgunaan obat.
Pengelompokan Zat Adiktif
Zat-zat adiktif pada awalnya diperolah dari berbagai jenis tumbuhan, yaitu ganja (cannabis sativa), opium (papaver t somniverium), dan kokain (erytoxylum coca). Pada perkembangannya, berbagai jenis senyawa yang berkahsiat serupa telah berhasil dibuat, sehingga kini dikenal pula berbagai acam zat adiktif sintetis (buatan) atau semisintetis. Keseluruhan zat adiktif tersebut di sebut narkoba atau napza. Narkoba adalah singakatan dari “narkotika dan obat-obat terlarang”, sedangkan napza adalah zat adiktif lainnya”. Berdasarkan penamaan tersebut, tersirat penggolongan zat-zat adiktif ke dalam narkotika,psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
Berdasarkan efek yang ditimbulakannya, napza dapat digolongkan kedalam stimulan, depresan, halusinogen.
a.       Stimulan
Stimulan adalah zat yang merangsang sistem syaraf pusat, sehingga mempercepat proses-proses yang terjadi didalam tubuh, seperti meningkatya detak jantung, pernafasan dan tekanan darah. Stimulan membuat orang lebih siaga dan menyembunyikan kelelahan. Contohnya antara lain kafein, nikotin, kokain dan amfetamen.
b.      Depresan
Depresan menimbulkan aksi yang berlebihan/berkebalikan dengan stimulan. Depresan menurunkan kesadaran terhadap dunia luar dan berefek menidurkan. Depresan mempelambat proses tubuh dan otak, seperti menurunkan tekanan darah, suhu tubuh, detak jantung, dan kontraksi otot. Depresan digunakan dalam bidang kedokteran untuk terapi insomnia (sulit tidur) dan ketegangan. Contohnya adalah alkohol dan obat-obatan penenang, seperti barbiturat.
c.       Halusiogen
Halusinogen adalah zat yang dapat mempengaruhi sistem syaraf. Halusinogen (khayalan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar